Penulis: @gungunsaptari
Kantong plastik berbayar itu zalim !!!
Statement ini sempat menghebohkan netizen ketika KLHK didukung oleh beberapa kota menerapkan kebijakan Kantong Plastik Tidak Gratis.
Argumen yang disampaikan cukup masuk akal juga dan menjadi kegelisahan
yang sama bagi saya selaku penggiat lingkungan juga. Dan memang ini
masih jadi pekerjaan rumah pemerintah dan juga kita semua.
Namun pada paparan ini, saya ingin coba
fokus pada #DietKantongPlastik yang mudah-mudahan menjadi pembuka
wawasan pembaca terkait munculnya kebijakan kantong plastik tidak gratis
yang sesungguhnya hasil dari perjuangan para penggiat lingkungan juga
(usulan petisi via
change.org yang sudah ditandatangani lebih dari 60.000 orang)
Kantong plastik selama ini sering
digunakan sebagai alat untuk membungkus belanjaan kita. Namun sadarkah
kita bahwa dibalik manfaatnya tersebut ternyata kantong plastik memiliki
potensi masalah yang sangat besar. Potensi masalah yang dahulu jarang
disadari tetapi sekarang sudah mulai terasa.
Berikut fakta-fakta yang bisa jadi akan mencengangkan anda :
- Sampah plastik sangat sulit terurai, sebagian sumber mengatakan minimal butuh waktu 400 tahununtuk sampai terurai
- Lebih dari 1 juta kantong plastik yang digunakan setiap menitnya
mayoritasnya berakhir menjadi sampah, bahkan 50 % sampah plastik hanya
digunakan sekali & langsung jadi sampah.
- Jika disusun, jumlah sampah kantong plastik saat ini bisa mengelilingi bumi hingga 4x
- Setiap tahun produksi plastik menghabiskan sekitar 8 % hasil produksi minyak dunia atau sekitar 12 juta barel minyakdan 14 juta pohon.
- Yuk sama-sama kita hitung jika seandainya satu gerai menghasilkan
300 kantong plastik sehari dan ada 100 gerai yang melakukan hal yang
sama maka 1 tahun dihasilkan 10,95 juta lembar sampah kantong plastikyang jika dihamparkan maka sampah akan menutupi 65,7 ha = 60 luas lapangan sepakbola
- Mari kita hitung dari data pengusaha yang tergabung dalam asosiasi
pengusaha yang mencapai angka 32.000 gerai. Jika potensi sampah kantong
plastik dari anggota asosiasi tsb dihitung maka jumlahnya mencapai 9,6
juta lembar perhari yang setara luasnya 21.024 ha per tahun. Jumlah ini jika dihamparkan mampu menutupi seluruh permukaan Kota Bandung. Berat sampah kantong plastik tersebut setara dengan 68 x berat airbus A380. Volume sampah plastik tsb setara dengan 353 kali volume candi borobudur.
Ini baru menghitung dari yang gerai yang
tergabung dengan APRINDO. Bagaimana dari yang belum bergabung,
toko-toko, kios-kios di pasar, PKL, rumah tangga dll tentu luar biasa
banyaknya.
#Nah malunya Indonesia ternyata hari ini adalah negara kedua terbanyak di dunia sebagai penyumbang sampah plastik ke laut (Jambeck
at al, 2015) setelah Cina. Salah satu kawan saya, @junerosano
(penggagas #DietKantongPlastik) juga pernah bercerita bahwa beliau
pernah hadir dalamWorld Economic Forum, disana disampaikan bahwa pada
tahun 2020 jumlah sampah plastik di Indonesia diprediksi lebih banyak
dibanding jumlah ikan di negeri ini.
Semoga fakta-fakta ini menggugah anda bahwa sampah kantong plastik yang selama ini dianggap sepele ternyata hari ini tidak bisa dianggap enteng.
Benar memang masalah lingkungan di
Indonesia dan dunia tidak hanya urusan kantong plastik dan masih banyak
PR yang lebih besar. Namun ada satu kaidah dalam fiqih yang saya pahami
“Jika tidak bisa menyelesaikan semua, Jangan tinggalkan semua”
Jadi dalam pandangan saya, mudah-mudahan
kebijakan kantong plastik tidak gratis ini menjadi penggerak bola salju
kebijakan-kebijakan lain yang bisa memiliki dampak lebih kuat dalam
mengatasi permasalahan lingkungan di Indonesia maupun di dunia. Dan saya
sangat mengapresiasi perjuangan para penggiat lingkungan, KLHK,
Pemerintah Daerah, APRINDO dan semua pihak yang berani mendorong
kebijakan kantong plastik tidak gratis ini. Mari sama-sama kita dorong
kebijakan-kebijakan lain yang berdampak signifikan terhadap lestarinya
bumi ini.
Sebagai informasi juga, Indonesia bukan
negara pertama yang menerapkan kebijakan ini, sudah ada 78 negara lain
dari mulai bostnawa hingga malaysia yang sudah lebih dahulu menerapkan
kebijakan ini. Bahkan negara tetangga seperti Malaysia, Filipina,
Thailand, Singapura dan Vietnam sudah lebih dulu dari Indonesia.
Di sisi yang lain, memang ada bagian
yang memang masih perlu disempurnakan kaitan dengan kebijakan ini, yaitu
kaitan dengan penggunaan dana pembayaran kantong plastik ini yang perlu
diperjelas regulasinya. Jika memang donasi, maka perlu diperkuat payung
hukumnya dan dibuat panduan termasuk pengawasannya yang ketat. Dan saya
rasa ini juga sedang digodog oleh KLHK dan juga pemerintah, kita tunggu
saja seperti apa detailnya.
Bagaimana sikap kita sebagai konsumen ?
Ya saya pikir gampang saja, tinggal bawa kantong belanja sendiri dan
ajak orang lain melakukan hal yang sama agar potensi negatif sampah
kantong plastik bisa kita minimalisir.
Selamat #DietKantongPlastik
Penulis adalah Direktur Umum PD
Kebersihan Bandung, Ketua Gerakan Sejuta @BioporiBDG, dan Anggota Forum
Bandung Juara Bebas Sampah.