Bukan hal
aneh ketika kami menemukan beberapa bungkus obat warung dan beberapa botol
minuman keras.
Pagi itu sinar matahari sudah menyapa hari namun membuat orang malas beranjak
dari tempat tidur karena pagi itu hari Minggu. Akan tetapi, hari Minggu menjadi
hari yang paling ditunggu oleh saya dan
teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Galur Bandung. Setiap hari Minggu pagi kami melakukan kegiatan di
Alun-alun Ujungberung yaitu #Gera
“Maaf
nunggu lama. Biasa anak-anak mah suka
susah bangunnya” sapa seorang pria tadi yang biasa dipanggil Kang Ade.
Saya mulai
mengeluarkan isi dari dalam tas
yang berisi beberapa sarung tangan dan beberapa kantong plastik ukuran besar bekas belanjaan dari supermarket
sebagai perlengkapan kali ini. Biasanya kami memakai kantong sampah hitam
ukuran sedang, tetapi karena persediaan habis jadi saya mengambil beberapa
keresek dari rumah. Karena rumah saya dekat dengan Alun-alun Ujungberung jadi
semua perlengkapan #GPS harus dibawa oleh saya.
Ketika
semua sudah siap memakai sarung tangan dan memegang kantong plastik besar tanpa basa-basi lagi saya dan teman mulai memunguti sampah
yang berserakan di daerah lantai berkeramik warna-warni. Sedangkan Kang Ade dan
pasukan ciliknya mulai memungut sampah di bagian lantai keramik warna-warni
dekat gerbang masuk utama. Teman saya yang lain, Diki berjalan ke bagian Ampiteater.
Saat ini kami masih melakukan kegiatan #GerakanPungutSampah di Alun-Alun Ujungberung yang
terletak di Bandung bagian timur. Salah satu alasan kami melakukan
#GerakanPungutSampah di Alun-Alun Ujungberung karena mayoritas dari kami
berdomisili di Bandung bagian timur. Selain itu juga kami ingin
seluruh masyarakat Bandung timur untuk menjaga kebersihan ruang publik utama mereka, yaitu Alun-Alun
Ujungberung.
Saat #GerakanPungutSampah
kami membagi Alun-alun Ujungberung menjadi lima bagian. Bagian pertama yaitu lantai
warna-warni dekat gerbang masuk sebelah barat, tepatnya tempat kami berkumpul
tadi. Bagian kedua yaitu undakan tangga
sekaligus tempat duduk yang bersebrangan dengan Kantor Kecamatan Ujungberung.
Bagian ketiga yaitu Ampiteater. Bagian keempat yaitu arena bermain anak dan
taman batu refleksi. Bagian terakhir yaitu lantai keramik warna-warni dekat
gerbang utama.
Saat itu
jumlah kami delapan orang. Lima orang dewasa dan tiga orang anak kecil. Luas Alun-alun
Ujungberung lebih kecil dari Alun-alun
Bandung tetapi sampah-sampah yang
berserakan disini banyak sekali. Walaupun jumlah personil sedikit tapi tidak menyurutkan semangat kami
untuk terus memunguti sampah yang mengganggu keindahan dan kenyamanan
Alun-Alun Ujungberung.
Bagian lantai warna-warni sudah bersih,
selanjutnya saya dan teman ke bagian undakan tangga. Tidak sedikit sampah yang
kami punguti disini karena bagian ini
paling teduh dan paling sering dijadikan tempat berkumpul. Walaupun sudah
disediakan tempat sampah entah kenapa masih saja banyak sampah dimana-mana.
Apakah tempat sampahnya harus dibuat lebih besar agar terlihat?
Sinar matahari semakin tinggi dan Alun-Alun
Ujungberung semakin ramai didatangi pengunjung. Ada yang senam, olahraga,
bermain egrang, atau sekedar mengobrol. Akan tetapi belum ada yang tergerak
ikut memungut sampah dengan kami padahal sampah yang berserakan masih banyak.
Sampailah saya di bagian Ampiteater. Saya bertemu
dengan Diki yang masih memunguti sampah
di sela-sela tanaman. Bagian Ampiteater adalah bagian yang paling banyak
sampah. Sampah bungkus makanan, minuman, bungkus rokok dan, puntung rokok dan
kulit kacang yang berceceran dimana-mana. Untuk di bagian ini kami bukan lagi memunguti sampah satu
persatu tapi harus membersihkannya. Mungkin suatu hari nanti barang perlengkapan kami harus
ditambah dengan beberapa buah sapu. Selain itu
bukan hal yang mengejutkan untuk kami
ketika menemukan beberapa bungkus obat warung dan obat batuk sachet dengan
jumlah yang banyak. Beberapa minggu yang lalu pun kami pernah menemukan beberapa botol bekas minuman keras di Ampiteater. Padahal saat itu banyak warga yang melakukan
kegiatan di Ampiteater bersama keluarganya. Apakah pantas jika beberapa botol
bekas minuman keras tergeletak begitu saja di ruang publik yang banyak
dikunjungi warga dari berbagai kalangan? Padahal lokasi Alun-Alun Ujungberung
tepat bersebrangan dengan Kantor Kecamatan Ujungberung.
Matahari
semakin tinggi tepatnya pukul 08.00 tapi sinarnya begitu menyengat. Selesai di
bagian Ampiteater kami melanjutkan ke bagian arena bermain anak dan taman batu
refleksi. Di bagian ini pun tidak berbeda dengan bagian lainnya, banyak sampah yang
disimpan di sela-sela tanaman. Padahal jelas-jelas terlihat ada sepasang tempat
sampah di dekat sini.
#GerakanPungutSampah
kali ini kami mendapatkan beberapa kantong keresek besar dengan isi yang penuh
dengan sampah plastik bekas bungkus makanan, gelas plastik bekas dan jumlah puntung
rokok yang tak bisa kami hitung karena saking banyaknya. Saat ini kami belum bisa
memilah-milah sampah plastik karena masih terbatasnya jumlah personil. Jadi
kami hanya menumpuk kantong-kantong tersebut di dekat tempat sampah yang
nantinya akan diambl oleh pihak Kebersihan.
Saya masih
belum mengerti kenapa beberapa orang belum memiliki kesadaran akan membuang
sampah pada tempatnya. Saya kagum ketika Kang Ade membawa serta dua anaknya
untuk ikut kegiatan ini walaupun #GPS nya hanya sebentar. Setidaknya mulai
mengenalkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Oleh karena itu, Komunitas
Galur Bandung akan selalu mengajak masyarakat agar turut menjaga kebersihan dan
kenyamanan Alun-alun Ujungberung. Kami tidak dapat memberi apa-apa untuk
Bandung lalu kenapa tidak turut serta dalam menjaganya?
-WPCR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar