Labels

Senin, 30 November 2015

Galur Bandung (diwakili oleh Tiaresa) talkshow lagi.
On air talkshow di Pro2 RRI 96.0 fm dengan ketua BPLH (Hikmat Ginanjar), BdgCleanaction (Bening) dan Karang taruna Rancanumpang membahas penghargaan yg baru saja diperoleh oleh Bandung, Piala Adipura.
Piala Adipura bukan tujuan, tapi menjaga kebersihan adlh kewajiban semua orang, karena kebersihan adlh sebagian dri iman, begitu Pak Ridwan Kamil bilang.
Ini kedua kalinya untuk Galur Bandung on air di radio. Sebelumnya GalurBandung yang diwakili oleh Kang Ade on air talkshow dengan Bdg Cleanaction dan PD Kebersihan di PRfm 107.5 fm berbicara tentang kepedulian masyarakat akan sampah.
Kami masih terus mengajak warga untuk selalu peduli akan kebersihan, minimal membuang sampah pada tempatnya.
Twitter&ig: @galurbandung


@windsmiaw

Masih #GPS pasukan hijau terang

Sebenarnya sih jam 7 pagi sudah kumpul semua, tapi karena di Alun2 Uber lagi ada acara sepeda jadi sedikit telat gps nya. Katanya sih acara sepeda santai dengan Pak Walikota dari Alun2 Uber-Stadion GBLA, tapi sampai rombongan berangkat tidak ada tanda2 kemunculan pak Walkot.
Setelah rombongan berangkat, tidak salah lagi botol2 plastik bekas air mineral ada dimana2. Seperti biasa juga, bekas puntung rokok ada di semua tempat, salh satunya di tanaman 😒😒. Puntung rokok dibenamkan begitu saja di tanah 😢😢
Hari ini kami sedikit kurg bersemangat, kenapa? Karena sampah yg kami kumpulkan tidak penuh grin emotikon grin emotikon. Tidak tidak, sebenarnya bagus sih. Artinya kesadaran masyarakat akan sampah sudah mulai ada. Berarti kegiatan kami selama berminggu2 dicontoh oleh masyarakat. Kalau candaan dari salah seorg dri kami: mngkin sebelmnya udh dibersihkan karena bakal ada Pak Walkot. Kebiasaan orang kita kalau mau ada pejabat ya baru bebersih. hehehe. 😁😁.
Seperti biasa juga msh saja menemukan barang2 ajaib seperti bekas miras dan obat2an. Hadeeuuh~~~.
oh ya, hari ini ada tanaman baru mengganti tanaman2 yg kering 😃😃
Kalau urusan perlengkapan gps, hari ini kami membeli sapu bambu atau org Sunda bilang sapu awi, sebanyak 3 buah. Dana nya drimana? Tidak dri mana mana, inisiatif kami untuk mengumpulkan uang 2.000 rupiah per org per minggu smile emotikon. Kata ketua BPLH, Hikmat Ginanjar kemarin: foto2 gps tag in sja ke saya, nanti saya kasih trashbag lewat kecamatan.
Menurut kami Kalau lewt kecamatan berarti kami harus mengajukan proposal. SEdangkan untuk pengajuan proposalnya sedang kami diskusikan.
GPS kali ini ditutup dengan nyemil jajanan bareng2 ^^
Galur Bandung selalu berusaha berkolaborAksi dengan komunitas2 lain juga, seperti BandungCleanaction. Karena sekrang jamannya kolaborasi! smile emotikon
Kalau pun mau berdonasi untuk kami, silahkan... smile emotikon Insya Allah akan sangat bermanfaat.
Twitter&Ig: @galurbandung



Sabtu, 28 November 2015

Talkshow GB di Radio RRI Pro2FM Tentang Adipura, Sabtu 28 Nov 2015

Rangkuman Talkshow Galur Bandung,BdgCleanaction,Karang taruna Rancanumpang dan BPLH Kota Bandung di Radio RRI Pro2FM Tentang Adipura, Sabtu 28 Nov 2015.

Adanya Piala Adipura merupakan salah satu bentuk perhatian Pemerintah terhadap kebersihan dan lingkungan.. Piala adipura sbg salah satu reward kpd kab/kota yg memiliki tingkat kebersihan paling baik serta lingkungan yg nyaman utk warganya..

Bagi kami, hadirnya piala adipura di Bandung merupakan sebuah hadiah atas kerja nyata kami serta teman2 lain yg bergerak d bidang yg sama.. Itu artinya, kerja keras kami selama ini d nilai positif bkn hanya oleh Pemkot Bandung tetapi jg oleh Pemrintah pusat.. Kerja sama yg terjalin antara Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat/komunitas membuahkan hasil yg baik.. Kondisi ini membuat kami semakin semangat untuk senantiasa mengajak seluruh warga Bandung ikut berpartisipasi dalam menjaga kebersihan..

Hadirnya piala adipura selain sbg sebuah hadiah, jg merupakan sbg sebuah tantangan bagi kami.. Konsistensi kami dan rekan2 lainnya akan diuji setelah ini,bukan hanya turut memunguti sampah, memilah dan lainnya, yg jauh lebih penting adalah bagaimana kami bisa konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan juga memberikan contoh melalui aksi nyata, Sehingga diharapkan setiap individu memiliki kesadaran akan hal itu.. Karena jika hanya mengandalkan pemerintah dan komunitas, kebersihan kota Bandung yg sudah dinilai baik secara keseluruhan tidak akan bertahan lama.
Kami berharap bkn hanya thn ini saja Bandung bs meraih adipura, tp di tahun tahun berikutnya pun bisa meraih prestasi yg sama.

Piala adipura sebagai sebuah simbol kebersihan dan lingkungan harus bisa dijadikan salah satu alat untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kebersihan dan lingkungan.
Masyarakat harus semakin peduli terhadap lingkungannya, karena ini akan diwariskan kepada anak cucu kita nanti.

Keberhasilan suatu pemerintahan hanya bisa terwujud apabila ada kerjasama yg baik antara pemerintah,pihak swasta dan masyarakatnya.
Oleh karena itu, mari kepada seluruh warga,untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan  kita.
Mari berpartisipasi aktif, ajak keluarga, teman, pacar, mantan, atau selingkuhan utk senantiasa menjaga kebersihan dan lingkungan.

@HerdiBadot

Jumat, 27 November 2015

Berbagi Kebaikan

Salah satu orang yg menginspirasi saya yaitu mas Pandji Pragiwaksono. Iya Pandji standup comedy itu. Dia aktif berbagi kebaikan di yayasan anak2 penderita kanker. Ada pernytaannya yg saya suka tentang berbagi dg sesama. Saya sederhanakan pernyataannya begini:
Kalau anda punya rezeki berlebih, sumbangkanlah kepada kami. Jadilah DONATUR.
Kalau tidak ada uang tapi punya waktu lebih, jadilah RELAWAN yg menemani anak2 penderita kanker sekedar untk memberi semangat hidup.
Kalau tidak ada waktu dn tdk ada kelebihan uang maka jadilah KOMUNIKATOR, yang menyebarkan informasi tentg keberadaan yayasan kami siapa tau ada yg bisa jadi DONATUR atau RELAWAN, bisa lewat medsos atau verbal.
Tidak ada alasan untuk tidak saling berbagi kebaikan kepada sesama. Semua sesuai dengan kemampuan, mau pilih yang mana.
Kalau saya, menjadi relawan bukan karena saya banyak waktu. Tapi menjadi relawan artinya bisa turun langsung ke lapangan melihat kondisi yg terjadi. Menjadi relawan itu artinya SAMA SEKALI tidak mengaharapkan uang atas tenaga yg dikeluarkan. Lah namanya juga sukarela, hehehe. Kadang ada yg nanya tentg kegiatan sukarela yg saya lakukan, dapat uang ga? Loh? grin emotikon
Apa yg saya lakukan dg teman2 mendapat feedback yg lebh dr sekedar uang. Nambah teman sudah pasti. Pengalaman dan hal2 baru itu yg paling utama.
Hidup hanya satu kali. Usia terus bertambah. Apa mau gitu gitu aja selama dikasih banyak kenikmatan sama Tuhan? Janganlah menua tanpa melakukan apa-apa, begitu orang bilang smile emotikon
Berbagi itu menyenangkan. Dunia ini luas. Kalau senang dg pendidikan, brbagilah di bidang tsb. Kalau peduli dg lingkungan, brbagi kebaikan lah dsna, jd donatur, relawan atau komunikator. Atau hal lainnya...
Berbagi kebaikanla karena hal itu merupakan salah satu jalan untuk mengubah menjadi pribadi yg lebih baik.
"Sebaik baiknya manusia adalah yg memberikan manfaat untk sesama. 


#GerakanPungutSampah 22 Nov 2015

Gerakan Pungut Sampah kali ini sedikit berbeda dibanding minggu kemarin. Alhamdulillah kami konsisten dengan komitmen kami hampir dua bulan berturut-turut. Dengan kaos hijau terang kami selalu eksis di Alun-alun Ujungberung mengajak masyarakat untuk turut menjaga lingkungan. Saat GPS beberapa orang mengabadikan kegiatan kami bahkan ada yang mengabadikan tulisan belakang kaos Galur Bandung, saya modelnya. Hahaha. Tapi sayang belum ada yang tergerak untuk membantu kami memungut sampah yang ada dimana-mana. Kami masih jadi objek hiburan mungkin.
Minggu kemarin saya agak senang karena Alun-alun Ujungberung sudah bersih dari sampah karena ternyata sebelumnya sudah ada rombongan ibu-ibu yang GPS duluan. Jadi kami tinggal menyisir lagi siapa tau ada sampah yang belum kebuang grin emotikon grin emotikon
Seperti biasa sampah yang paling banyak ya puntung rokok. Cape deh. Hampir satu keresek kecil puntung rokok yang saya kumpulkan. Belum lagi pecahan botol minuman keras yang kami temukan.
Sampai saat ini kami masih terkendala perlengkapan2 penunjang gps. Kami hanya memiliki dua sapu kecil, beberapa persediaan sarung tangan dan persediaan kantong sampah pemberian Kang Herdi tadi. Semua itu masih kurang, apalagi sapu. Kami juga masih butuh pengki. Semua itu kami beli dari uang kami sendiri. kalau menyimpannya ya... semenara masih di rumah saya atau di rumah personil lainnya. maklum belum punya basecamp. Mulai minggu kemarin kami mulai mengumpulkan uang kas yang nantinya akan dibelikan peratan gps. Siapa tau ada yang mau berdonasi untuk keperluan GPS, silahkan menghubungi kami smile emotikon
Hari ini luar biasa sekali. Setelah GPS ngemil jajanan anak bersama-sama. Setelah itu bersepeda bareng. Terlihat sederhana tapi menyenangkan, membuat kami semakin solid.
Saya masih tidak mengerti kenapa masih saja banyak warga yang membuang sampah dimana-mana. Apa salahnya ya membuang sampah ke tempatnya. Lah ya kalau belum bisa mengurangi sampah, ya bantulah membuang sampah ke tempatnya. Masih susah juga? Ke laut aja deh hehehe.
Rasanya ingin ikut gps di luar Alun-alun Ujungberung, tapi masih sulit mencari waktu yang pas. Seorang teman bertanya, “yang ikut (gps) mahasiswa ya?”
Tentu tidak. Mayoritas dari kami pekerja penuh waktu makanya agak sulit bertemu selain hari Minggu. Saya sendiri salut dengan tim Galur Bandung karena terus berkomitmen untuk kebersihan Bandung dan konsisten menjaganya.
Yuk gabung dengan kmi smile emotikon atau mau sumbang perlengkapan kebersihan atau lainnya kontak saja langsung, hehehe.
Mari terus KolaborAksi!
Follow us on Twitter & Instagram: @galurbandung
Website: komunitasgalur.blogspot.com


Windy

Prabu Cilik

Anak anak selalu senang kalau diajak berpartisipasi. Termasuk‪#‎GerakanPungutSampah‬ . Walaupun tidak sampai beres dan diselingi jajan atau bermain. Tapi setidaknya mereka sudah mengerti bahwa membuang sampah ya ditempat sampah. Pasti akan mereka ingat sampai dewasa.‪

Windy P

Sabtu, 21 November 2015

Kebaikan Apa yang Sudah Kamu Berikan?

Sore itu kira-kira pukul 17.00 di bulan Ramadhan 1436 H atau bulan Juli tahun 2015 lalu tepatnya. Saya dalam perjalanan pulang dari kantor ke rumah, dari terusan jalan Jakarta menuju daerah Ujungberung, Bandung.

Seperti hari-hari biasa, setiap pulang kerja selalu ditemani arus lalu lintas yang padat. Ketika saya memasuki daerah Arcamanik, saya melewati seorang bapak yang sedang mendorong motornya, tapi tiba-tiba seorang anak muda yang sedang lewat mendekatinya.

Saya pelankan laju motor saya sepelan mungkin dan melihat mereka dari spion kiri. Sepertinya anak muda tersebut menawarkan bantuan kepada si bapak. Mungkin si bapak itu kehabisan bensin, atau ban motornya bocor, atau motornya rusak.

Mungkin juga si bapak dan si pemuda tersebut saling kenal. Saya tidak tahu pasti. Walaupun saya sudah memperlambat laju motor, tapi tetap saja mereka hilang dari pandangan spion kiri saya.

Hari semakin sore dan semakin dekat juga dengan waktu berbuka puasa. Orang-orang berlomba mengejar waktu agar dapat berbuka puasa dengan keluarga di rumah, termasuk saya. Tapi sengebut-ngebutnya saya saat jam pulang kantor di bulan Ramadhan tetap saja tidak bisa lebih dari 30 km/jam. "Ah ya sudahlah, santai saja," pikir saya.

Saat itu saya sudah berada di Jalan Cisaranten Kulon. Tiba-tiba dari arah kanan seseorang mendahului saya. Ternyata yang mendahului saya itu adalah si bapak tadi yang motornya sedang didorong oleh si pemuda memakai kakinya atau biasanya orang Bandung menyebutnya "di-setep".

Jadi, di-setep itu mendorong motor mogok atau kehabisan bensin menggunakan kaki kiri si pengendara motor lainnya dari belakang. Biasanya kaki kiri si pengendara belakang menempel ke bagian knalpot motor pengendara yang ada di depannya.

Saya pikir, baik sekali si pemuda ini mengingat jarak dari Arcamanik ke Jalan Cisaranten Kulon tidak dekat, sekitar 3 km. Ditambah lagi dengan banyaknya polisi tidur yang tinggi-tinggi. Pandangan saya tidak lepas dari mereka berdua. Saya ingin tahu si pemuda tersebut membantu si bapak sampai ke mana. Walau lalu lintas padat saya berusaha mengejar mereka tetapi tetap saja mereka kabur dari pandangan saya.

Saya lupakan lagi tentang si bapak dan si pemuda itu. Sampai di perempatan Jalan Rumah Sakit, saya belokkan motor ke pom bensin karena indikator bahan bakar sudah mencapai garis E. Betapa terkejutnya saya, karena orang yang antre di depan saya adalah si pemuda yang menyetep motor si bapak tadi. Saya lihat lebih dekat si pemuda itu, kelihatannya masih mahasiswa. Terlintas wajah adik saya saat itu juga.

Tidak jauh dari saya mengantre, terlihat si bapak yang tadi dibantu oleh si pemuda sedang memarkirkan motornya sambil menunggu. Mungkin si pemuda anaknya, pikir saya. Atau mungkin juga si pemuda dan si bapak saling mengenal. Dengan wajah semringah dan sedikit lelah si bapak menghampiri si pemuda yang motornya sedang diisi bensin sambil berkata,

"Duh, nuhun pisan ya, dek. Kebayang kalau gak ada adek. Rumahnya dekat sini kan? Ini yaa." Belum sempat si pemuda menjawab pertanyaan, si bapak tiba-tiba memberikan uang ke si pemuda, tapi si pemuda menolak. Si bapak tetap memberinya uang, dia selipkan di bagasi motor si pemuda. Si pemuda tampak canggung karena semua orang melihat ke arahnya.

Dengan cepat si bapak kembali ke motornya dan pergi meninggalkan pom bensin. Si pemuda masih terlihat canggung. Apa yang menarik? ternyata di zaman sekarang masih ada orang baik seperti si pemuda itu. Apalagi di jam-jam chaos pulang kerja seperti tadi, karena yang ada di pikiran semua orang adalah dapat berbuka puasa di rumah bersama keluarga.

Saya sedikit menyesal karena kurang peka dengan lingkungan sosial, contohnya seperti tadi. Saya hanya melihat dan melewati si bapak tanpa membantunya. Saya masih ingat raut wajah bahagia si bapak ketika ada yang membantunya. Saya yakin juga bahwa dalam diri si pemuda ada perasaan puas dan bahagia karena telah membantu orang lain, apalagi di bulan Ramadhan ketika setiap apa yang dilakukan akan mendapat pahala.

Bukankah menebar kebaikan itu menyenangkan? Ada rasa kepuasaan tersendiri ketika saling memberikan kebaikan. Jadi, teruslah berbagi kebaikan kepada semua orang. Sudahkah Anda memberikan kebaikan hari ini?


Kamis, 19 November 2015

#GerakanPungutSampah Komunitas Galur Bandung

Bukan hal aneh ketika kami menemukan beberapa bungkus obat warung dan beberapa botol minuman keras.
Pagi itu sinar matahari sudah menyapa hari namun membuat orang malas beranjak dari tempat tidur karena pagi itu hari Minggu. Akan tetapi, hari Minggu menjadi hari yang paling ditunggu oleh saya dan teman-teman yang tergabung dalam Komunitas Galur Bandung. Setiap hari Minggu pagi kami melakukan kegiatan di Alun-alun Ujungberung yaitu #Gera
kanPungutSampah, salah satu program pemerintah kota yang sedang booming di Bandung. Kami masih menunggu satu personil lagi yang biasanya membawa serta pasukan ciliknya. Walaupun saat itu banyak orang tapi tidaklah sulit melihat keberadaan kami karena kaos hijau terang yang dipakai oleh kami sebagai atribut komunitas. Tidak lama seorang pria yang sudah kami tunggu datang dari arah gerbang masuk sambil diikuti oleh dua orang anaknya.
“Maaf nunggu lama. Biasa anak-anak mah suka susah bangunnya” sapa seorang pria tadi yang biasa dipanggil Kang Ade.
Saya mulai mengeluarkan isi dari dalam tas yang berisi beberapa sarung tangan dan beberapa kantong plastik ukuran besar bekas belanjaan dari supermarket sebagai perlengkapan kali ini. Biasanya kami memakai kantong sampah hitam ukuran sedang, tetapi karena persediaan habis jadi saya mengambil beberapa keresek dari rumah. Karena rumah saya dekat dengan Alun-alun Ujungberung jadi semua perlengkapan #GPS harus dibawa oleh saya.
Ketika semua sudah siap memakai sarung tangan dan memegang kantong plastik besar tanpa basa-basi lagi saya dan teman mulai memunguti sampah yang berserakan di daerah lantai berkeramik warna-warni. Sedangkan Kang Ade dan pasukan ciliknya mulai memungut sampah di bagian lantai keramik warna-warni dekat gerbang masuk utama. Teman saya yang lain, Diki berjalan ke bagian Ampiteater.
Saat ini kami masih melakukan kegiatan #GerakanPungutSampah di Alun-Alun Ujungberung yang terletak di Bandung bagian timur. Salah satu alasan kami melakukan #GerakanPungutSampah di Alun-Alun Ujungberung karena mayoritas dari kami berdomisili di Bandung bagian timur. Selain itu juga kami ingin seluruh masyarakat Bandung timur untuk menjaga kebersihan ruang publik utama mereka, yaitu Alun-Alun Ujungberung.
Saat #GerakanPungutSampah kami membagi Alun-alun Ujungberung menjadi lima bagian. Bagian pertama yaitu lantai warna-warni dekat gerbang masuk sebelah barat, tepatnya tempat kami berkumpul tadi. Bagian kedua yaitu undakan tangga sekaligus tempat duduk yang bersebrangan dengan Kantor Kecamatan Ujungberung. Bagian ketiga yaitu Ampiteater. Bagian keempat yaitu arena bermain anak dan taman batu refleksi. Bagian terakhir yaitu lantai keramik warna-warni dekat gerbang utama. 
Saat itu jumlah kami delapan orang. Lima orang dewasa dan tiga orang anak kecil. Luas Alun-alun Ujungberung lebih kecil dari Alun-alun Bandung tetapi sampah-sampah yang berserakan disini banyak sekali. Walaupun jumlah personil sedikit tapi tidak menyurutkan semangat kami untuk terus memunguti sampah yang mengganggu keindahan dan kenyamanan  Alun-Alun Ujungberung.
Bagian lantai warna-warni sudah bersih, selanjutnya saya dan teman ke bagian undakan tangga. Tidak sedikit sampah yang kami punguti disini karena bagian ini paling teduh dan paling sering dijadikan tempat berkumpul. Walaupun sudah disediakan tempat sampah entah kenapa masih saja banyak sampah dimana-mana. Apakah tempat sampahnya harus dibuat lebih besar agar terlihat?
Sinar matahari semakin tinggi dan Alun-Alun Ujungberung semakin ramai didatangi pengunjung. Ada yang senam, olahraga, bermain egrang, atau sekedar mengobrol. Akan tetapi belum ada yang tergerak ikut memungut sampah dengan kami padahal sampah yang berserakan masih banyak.
Sampailah saya di bagian Ampiteater. Saya bertemu dengan Diki yang masih memunguti  sampah di sela-sela tanaman. Bagian Ampiteater adalah bagian yang paling banyak sampah. Sampah bungkus makanan, minuman, bungkus rokok dan, puntung rokok dan kulit kacang yang berceceran dimana-mana. Untuk di bagian ini kami bukan lagi memunguti sampah satu persatu tapi harus membersihkannya. Mungkin suatu hari nanti barang perlengkapan kami harus ditambah dengan beberapa buah sapu. Selain itu bukan hal yang mengejutkan untuk kami ketika menemukan beberapa bungkus obat warung dan obat batuk sachet dengan jumlah yang banyak. Beberapa minggu yang lalu pun kami pernah menemukan beberapa botol bekas minuman keras di Ampiteater. Padahal saat itu banyak warga yang melakukan kegiatan di Ampiteater bersama keluarganya. Apakah pantas jika beberapa botol bekas minuman keras tergeletak begitu saja di ruang publik yang banyak dikunjungi warga dari berbagai kalangan? Padahal lokasi Alun-Alun Ujungberung tepat bersebrangan dengan Kantor Kecamatan Ujungberung.
Matahari semakin tinggi tepatnya pukul 08.00 tapi sinarnya begitu menyengat. Selesai di bagian Ampiteater kami melanjutkan ke bagian arena bermain anak dan taman batu refleksi. Di bagian ini pun tidak berbeda dengan bagian lainnya, banyak sampah yang disimpan di sela-sela tanaman. Padahal jelas-jelas terlihat ada sepasang tempat sampah di dekat sini.
#GerakanPungutSampah kali ini kami mendapatkan beberapa kantong keresek besar dengan isi yang penuh dengan sampah plastik bekas bungkus makanan, gelas plastik bekas dan jumlah puntung rokok yang tak bisa kami hitung karena saking banyaknya. Saat ini kami belum bisa memilah-milah sampah plastik karena masih terbatasnya jumlah personil. Jadi kami hanya menumpuk kantong-kantong tersebut di dekat tempat sampah yang nantinya akan diambl oleh pihak Kebersihan.
Saya masih belum mengerti kenapa beberapa orang belum memiliki kesadaran akan membuang sampah pada tempatnya. Saya kagum ketika Kang Ade membawa serta dua anaknya untuk ikut kegiatan ini walaupun #GPS nya hanya sebentar. Setidaknya mulai mengenalkan kebiasaan membuang sampah pada tempatnya. Oleh karena itu, Komunitas Galur Bandung akan selalu mengajak masyarakat agar turut menjaga kebersihan dan kenyamanan Alun-alun Ujungberung. Kami tidak dapat memberi apa-apa untuk Bandung lalu kenapa tidak turut serta dalam menjaganya?

-WPCR



Selasa, 10 November 2015

Kamu yg berbuat, kamu yg marah

Ya gitu deh kalo udh hujan. Deras sedikit, banjir. Eh, ternyata sampahnya banyaaakkk. Paling sebel ya, kalo udh ada orang yg buang sampah kemana aja, pas banjir bilang: yg buang sampah ga punya otak apa, buang kemana aja, kan kalau udah banjir ngerugiin bnyak orang.emangnya situ buang sampah kemana?? Dan lagi lagi, mungkiiiiin, yg buang sampah merasa ga berdosa buang sampah sembarangan, mungkin dlm hati: ah, cuma satu ini. Bisa dimaapin kali ya. Lah dia ga tau kalo apa yg dia lakukan juga diikutin banyak orang. Marah2 lagi, nyalahin pihak sana sini lagi. Ga sadar ya, kan yg mulai siapa? Kemarin seorang teman cerita: waktu di perempatan jalan Soekarno Hatta, dia lihat orang buang sampah ke jalan dari dalam mobil. Teman saya yg naik mobil juga, keluar dri mobil dn ngambil sampah yg td dibuang. Maksud hati mengingatkan si bapak dlm mobil agar buang sampah jangan ke jalan , lah si bapak malah marah2. Dia bilang: " emang ini jalan punya siapa?!" Intinya dia ga terima kalo teman saya seperti itu. Untungnya teman saya menyimpan foto tentang denda buang sampah. Akhirnya si bapak mau ngmbil lagi sampahnya. teman saya nyaranin saya buat nyimpen Perda kota Bdg di HP, khususnya tentang lingkungan. Lain lagi dg cerita teman kantor tadi siang, dia cerita tentang bapak nya yg menegur beberapa mahasiswa yg ninggalin sampah gitu aja. Dengan santai mahasiswa itu jawab : "Emang bapak siapa sih?" " kan itu ada yg bersihin" Tanpa basa basi, bapak teman saya makin marahin mahasiswa itu. Dan akhirnya sampahnya mereka beresin. Beberapa dari kita pasti seperti itu. Emang sih jalan raya bukan milik kita, kita bukan siapa siapa, emang sih ada PD kebersihan. Tapi masalah sampah ini tanggungjawab semua orang! Apa harus nunggu banjir sampai bermeter2, lalu bertindak? Klise sih dg slogan LEBIH BAIK MENCEGAH DARIPADA MENGOBATI. Emang klise juga, slogan: BUANGLAH SAMPAH PADA TEMPATNYA, tapi efeknya gede bangeettt. Lain lagi cerita teman yg lagi nyari rumah lewat toko online. Teman saya kaget pas si penjual rumah mencantumkan: ... dekat sungai. Kalau buang sampah tinggal kesitu. Heyyyy, sepertinya sudah lumrah hal yg seperti itu. -_-# Masalah sampah selalu jadi hal yg kompleks. Tapi akar utamanya sih: HABIT! Alias KEBIASAAN!. Yuk mulai sekrg, ubah kebiasaan. Yang biasanya males buat buang sampah ke tempat sampah, mulai buang sampah ke tempatnya. Ga susah kok. Yang biasanya ga peka sama sampah, mulailah peka sama sampah yg ada dimana mana. Emang masih mau, jadi orang yg pertama buang sampah dan jadi org pertama buat marah2 soal sampah?? Ga malu apa ya bilang BANDUNG JUARA tapi masih nyampah?


Minggu, 08 November 2015

‪#‎GerakanPungutSampah‬ 8 November 2015

Minggu pagi,mulai jam 7 kami mulai #GPS di Alun2 Ujungberung. Alhamdulillah hari ini ada Teh Andiana dan Kang Gugun dari Bdg Cleanaction.
Ada yang beda nih di #GPS kali ini. Review GPS minggu kemarin, saya bilang di Ampitheater gak ada sama sekali tempat sampah, eh tadi mah udah ada.

Ternyata sebelum kami, udah ada rombongan alumni SMP 8 yg udah turun. Jadi sedikit terbantu sih.

Dimas, anak SMA yg minggu kemrin ikut GPS juga, hari ikut turun. Malah dia yang paliiiiiiing semangat banget! Salut buat semangat Dimas.

Hari ini pun bersih2 udah pake sapu awi. Bukan donasi dari pihak2 manapun sih, tapi salah satu dari kami memang sengaja membeli, untk memudahkan dan biar cepet juga.
Beli ini itu, uang darimana? Alhamdulillah, dari uang kami sendiri.
Talk less do more! Mari terus berkolaborAksi

Repost dari fb Windy.

Senin, 02 November 2015

‪#‎GerakanPungutSampah 1 November 2015


Alhamdulillah...#GPS kali ini ga kalah warbiyaza sama #GPS sebelumnya. Kali ini ada yang mau bantu juga. Ada yg peka sama kami. Ada yg peka juga sama sampah2 yang warbiyaza amit2. 
Oleh oleh GPS kali ini, kami masih nemuin 'barang2' aneh. Obat2 warung, parasetamol, tutup botol miras. Dan tentunya puntung rokok yg jumlahnya sepertinya ratusan deh.
Seperti biasa, Amphiteather, sampahnya yg buanyaaak banget. Entahlah. nggak aada tempat sampah juga.
Kali ini personil GalurBandung yang turun hanya beberapa orang. Kang Ade lagi kurang sehat, tapi masih semangat buat GPS. Ada tiga orang cewe lg olahraga, anak SMA, tertarik buat ikut #GPS juga. Gerah kali liat sampah. Atau kasian sama kami...entahlah..hehe
Ada lagi, Dimas namanya. Siswa MAN 2, sedang olahraga pagi, liat kami GPS, dia ikut turun juga. Sampai kami beres. Insya Allah minggu depan mau ikut lagi. Bawa teman tema katanya.
Dimas bilang: pas saya datang buat olahraga, diih sampahnya banyak banget. tidak ada yang bersihin atau beresin gitu ya. Pas liat ada yg mungutin sampah, yaudah saya ikutan. Kasian tadi teteh mungutinnya sendiri.
Saya pikir,setiap orang yg datang (sebelum diberesin sampahnya) pasti bilang: Banyak sampah ih! Kotor!. Udah cuma gitu aja. Sampai kami mulai #GPS, beberapa orang juga ikut #GPS. Mungkin akar utamanya: tidak ada leader. Tidak ada yg memulai. Kalau kata bahasa Sunda mah: euweuh nu ngabalakan. Malu? Entahlah.

Secara personel, kami kurang. Sangat kurang! Tiap turun ke lapangan, ga pernah komplit. Peralatan kami pun masih kurang. Trashbag, sarung tangan pun masih dari uang pribadi. Trashbag habis, saya bongkar 'koleksi' kantong kresek di dapur. Soalnya banyak banget, hehehe. Dana kami MURNI dari kantong pribadi. Kami masih butuh sapu, pengki, trashbag dan sarung tangan (stok sarung tangan menipis).

Kami belum punya basecamp resmi.(semoga segera diberi tempat di kantor Kecamatan..**ngarep..)
Basecamp kami di sosmed ada di TWITTER, INSTAGRAM,LINE. Grup WHATSAPP sebagai 'basecamp' utama. Ngobrol,diskusi, debat ya disitu.. Temu tatap muka kami seminggu sekali, pas #GPS saja.

Malu mungutin sampah? Malu peduli sama lingkungan? Cuma komen aja "jangan buang sampah sembarangan"? Udah ga jaman lagi Tunjuk tangan. Tuntut pihak sana sini buat perubahan. Saatnya turun tangan, tunjukan aksi peduli!

Kami tidak dibayar. MURNI dari hati. SAMA SEKALI TIDAK ADA FEE dari pihak manapun.
Kami selalu berusaha mengajak warga, khususnya yang datang ke Alun alun Ujungberung untuk terus jaga kebersihan. Buang sampah pada tempatnya!

Untuk saat ini kami masih turun di Alun alun Ujungberung. Kapan kapan kita turun di tempat lain.
Semoga kita masih diberi kesehatan dan semangat untuk turun.

Terima Kasih.


Repost dari Facebook Windy 
 
 
Blogger Templates